Sebagai seorang muslim yang beriman sudah sewajibnya kita menjalankan segala perintah-perintah dan larangan-laranganNya. Mengerjakan apa yang pernah di sampaikan oleh para nabi dan rasulNya. Sehingga kelak kita dapat merasakan nikmatnya surgaNya Allah subhanahu wa ta'ala. Untuk mencapai semua itu, tentu kita harus melaksanakan amal-amal shaleh dengan hanya mencari keridhaan Allah Azza wa Jalla.
Allah subhanahu wa ta'ala berfirman dalam Surah As-Sajdah ayat 19 :
أَمَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَلَهُمْ جَنَّاتُ الْمَأْوَى نُزُلا بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
"Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal shaleh, maka bagi mereka Jannah (Surga) tempat kediaman, sebagai pahala terhadap apa yang telah mereka kerjakan."
Untuk menjadikan kita beriman kepada Allah Ta'ala, maka kita sudah seharusnya mengerjakan ibadah-ibadah kepada Allah Azza wa Jalla tanpa menyekutukan-Nya, mendirikan shalat, memberikan zakat, menjalankan puasa di bulan Ramadhan dan berhaji bila mampu. Hal tersebut pernah di kabarkan oleh junjungan kita Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah hadits berikut,
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، قَالَ: كُنْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي سَفَرٍ، فَأَصْبَحْتُ يَوْمًا قَرِيبًا مِنْهُ وَنَحْنُ نَسِيرُ فَقُلْتُ: يَا رَسُولَ اللَّهِ أَخْبِرْنِي بِعَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ، وَيُبَاعِدُنِي عَنِ النَّارِ، قَالَ: " لَقَدْ سَأَلْتَنِي عَنْ عَظِيمٍ وَإِنَّهُ لَيَسِيرٌ عَلَى مَنْ يَسَّرَهُ اللَّهُ عَلَيْهِ، تَعْبُدُ اللَّهَ وَلَا تُشْرِكْ بِهِ شَيْئًا، وَتُقِيمُ الصَّلَاةَ، وَتُؤْتِي الزَّكَاةَ، وَتَصُومُ رَمَضَانَ، وَتَحُجُّ الْبَيْتَ
Dari Mu'adz bin Jabal, ia berkata : "Aku pernah bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dalam satu perjalanan. Lalu suatu ketika aku berada di dekat Beliau dalam keadaan kami sedang dalam perjalanan. Aku bertanya : "Wahai Rasullullah, beritahukan kepadaku satu amalan yang memasukkanku ke dalam surga, dan menjauhkanku dari neraka. Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Sunguh engkau bertanya tentang sesuatu yang besar. Padahal, sebenarnya ia mudah (dilakukan) bagi siapa saja yang di mudahkan oleh Allah. Yaitu, engkau beribadah kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu apapun, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa ramadhan dan menunaikan ibadah haji." (HR. Ahmad, 5/231, At-Tirmidzi no. 2616, An-Nasa'i dalam Al-Kubra no. 11394, dan Ibnu Majah no. 3973, di shahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi 3/42-43)
Dalam mengerjakan amal shaleh, tentunya kita harus melaksanakannya dengan penuh keihklasan agar mendapat ridha dari Allah dan menjadi penyebab turunnya rahmat Allah. Amal shaleh yang kita kerjakan bisa di mulai dari kita sendiri dengan sikap kita yang lemah lembut, jujur, pemurah, pemaaf, sabar, dan sifat-sifat mulia lainnya. Agar dalam keseharian kita hidup dapat bergaul secara baik dengan sesama manusia.
Juga kepada keluarga kita, dengan cara memperlakukan dan membimbing kepada semua anggota keluarga kita dengan sebaik-baiknya. Tidak kalah penting kita perlu beramal shaleh kepada tetangga atau masyarakat di sekitar kita, dengan jalan saling menghormati, membantu, serta memenuhi hak-hak yang harus kita penuhi, seperti memenuhi janji bila kita pernah berjanji. Dan yang terakhir, kita juga perlu berlaku baik kepada binatang dan lingkungan hidup, sebagai wujud dari mengerjakan amal shaleh kita, misal dengan cara menyayangi binatang dan kepada lingkungan kita mesti merawat dan menjaga kebersihan untuk kelestariaannya.
Tapi semua amalan-amalan yang kita kerjakan tidak serta merta menjadikan kita bisa masuk surga dengan mudah, karena dalam hadits-hadits lain di sebutkan bahwa amalan tidak menyebabkan seseorang ke dalam surga, kecuali hanya dengan rahmat dari Allah.
Berikut hadits-hadits yang menerangkannya, di antaranya :
عَنْ جَابِرٍ، قَالَ: سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: " لَا يُدْخِلُ أَحَدًا مِنْكُمْ عَمَلُهُ الْجَنَّةَ، وَلَا يُجِيرُهُ مِنَ النَّارِ، وَلَا أَنَا إِلَّا بِرَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ
Dari Jaabir radhiyallahu 'anhu, ia berkata : Aku mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Tidak ada seorangpun di antara kalian yang amalannya memasukkannya ke dalam surga dan melindunginya dari neraka. Tidak juga aku, kecuali dengan rahmat dari Allah." (HR. Muslim no. 2817)
عَنْ عَائِشَةَ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: " سَدِّدُوا، وَقَارِبُوا، وَأَبْشِرُوا، فَإِنَّهُ لَا يُدْخِلُ أَحَدًا الْجَنَّةَ عَمَلُهُ "، قَالُوا: وَلَا أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ، قَالَ: " وَلَا أَنَا، إِلَّا أَنْ يَتَغَمَّدَنِي اللَّهُ بِمَغْفِرَةٍ وَرَحْمَةٍ
Dari Aisyah radhiyallahu 'anha, Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Beramalah sesuai sunah (istiqamah) dan berlaku imbanglah, dan berilah kabar gembira, sesungguhnya seseorang tidak akan masuk surga karena amalannya." Para sahabat berkata : "Begitu juga dengan engkau Rasullullah?." Beliau bersabda : "Begitu juga denganku, namun Allah melimpahkan rahmat dan ampunanNya kepadaku." (HR. Bukhari no 6464, 6467 dan Muslim no. 2818).
Beberapa ulama menjelaskan pemahaman dengan penjamakan antara nash-nash tersebut.
- Imam An-Nawawi rahimahullah berkata :
وَفِي ظَاهِر هَذِهِ الْأَحَادِيث : دَلَالَة لِأَهْلِ الْحَقّ أَنَّهُ لَا يَسْتَحِقّ أَحَد الثَّوَاب وَالْجَنَّة بِطَاعَتِهِ ، وَأَمَّا قَوْله تَعَالَى : {اُدْخُلُوا الْجَنَّة بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ} { وَتِلْك الْجَنَّة الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ } وَنَحْوهمَا مِنْ الْآيَات الدَّالَّة عَلَى أَنَّ الْأَعْمَال يُدْخَل بِهَا الْجَنَّة ، فَلَا يُعَارِض هَذِهِ الْأَحَادِيث ، بَلْ مَعْنَى الْآيَات : أَنَّ دُخُول الْجَنَّة بِسَبَبِ الْأَعْمَال ، ثُمَّ التَّوْفِيق لِلْأَعْمَالِ وَالْهِدَايَة لِلْإِخْلَاصِ فِيهَا ، وَقَبُولهَا بِرَحْمَةِ اللَّه تَعَالَى وَفَضْله ، فَيَصِحّ أَنَّهُ لَمْ يَدْخُل بِمُجَرَّدِ الْعَمَل . وَهُوَ مُرَاد الْأَحَادِيث ، وَيَصِحّ أَنَّهُ دَخَلَ بِالْأَعْمَالِ أَيْ بِسَبَبِهَا ، وَهِيَ مِنْ الرَّحْمَة . وَاَللَّه أَعْلَم
"Dan (makna) dalam dhahir hadits-hadits ini merupakan petunjuk bagi ahlul haq bahwa seseorang tidak berhak mendapatkan pahala dan surga karena ketaatannya. Adapun firman Allah Ta'ala QS. An-Nahl : 32, "Masuklah kamu ke dalam surga itu di sebabkan apa yang telah kamu kerjakan." dan QS. Az-Zukhruf : 72, "Dan itulah surga yang telah di wariskan kepada kamu di sebabkan amal-amal dahulu yang kamu kerjakan." dan ayat-ayat yang lain menunjukkan bahwa amal-amal dapat memasukkannya ke dalam surga. Tidak ada pertentangan dalam hadits-hadits tersebut. Namun makna ayat-ayat ini adalah bahwa masuknya (seseorang) ke dalam surga dengan sebab amal-amal (shalih), kemudian Allah memberikan taufiq untuk beramal dan hidayah untuk ikhlas dalam amalan tersebut. Di terimanya amalan-amalan tersebut dengan rahmat Allah Ta'ala dan karunia-Nya. Maka benarlah, bahwasanya seseorang tidak masuk surga hanya sekedar amalannya semata. Itulah yang di maksud dalam hadits-hadits. (Syarh Shahih Muslim, 17/160-161).
- Ibnu Katsir rahimahullah mengatakan tentang Surah Az-Zukhruf : 72 :
أي : أعمالكم الصالحة كانت سببا لشمول رحمة الله إياكم، فإنه لا يدخل أحدًا عمله الجنة، ولكن بفضل من الله ورحمته. وإنما الدرجات تفاوتها بحسب عمل الصالحات.
"Yaitu : amal-amal shalih kalian yang menjadi sebab kalian di liputi rahmat. Karena tidak ada seorangpun yang masuk surga karena amalnya semata, akan tetapi (ia akan masuk surga) karena rahmat dan karunia Allah. Hanya saja perbedaan derajat dapat di peroleh berdasarkan amal-amal shalihnya." (Tafsir Ibnu Katsir, 7/239-240).
- Ibnu Rajab rahimahullah menjelaskan tentang hadits di atas,
وهذا يدلُّ على شدَّةِ اهتمامِ معاذٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ بالأعمال الصَّالحة ، وفيه دليلٌ على أنَّ الأعمالَ سببٌ لدخول الجنَّة ، كما قال تعالى : وَتِلْكَ الْجَنَّةُ الَّتِي أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ .
وأما قولُه صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : (( لَنْ يدخُلَ أحدٌ منكُمُ الجنَّة بِعمَلِه )) فالمراد - والله أعلم - أنَّ العملَ بنفسه لا يستحقُّ به أحدٌ الجنَّة لولا أنَّ الله جعله - بفضله ورحمته - سبباً لذلك ، والعملُ نفسُه من رحمة الله وفضله على عبده ، فالجنَّةُ وأسبابُها كلٌّ من فضل الله ورحمته .
"Ini menunjukkan kuatnya perhatian Mu'adz radhiyallahu 'anhu terhadap amal-amal shalih. Dan dalam hadits tersebut terdapat dalil-dalil bahwa amal-amal (shalih) merupakan sebab masuknya seseorang ke dalam surga, sebagaimana di firmankan Allah Ta'ala : "Dan itulah surga yang telah di wariskan kepada kamu di sebabkan amal-amal yang dahulu kamu kerjakan." (QS. Az-Zukhruf : 72 )
Adapun sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam : 'Salah seorang di antara kalian tidak akan masuk surga dengan sebab amalnya', maka yang di maksud adalah bahwa amal itu sendiri tidak memuat seseorang berhak mendapatkan surga, seandainya Allah dengan rahmat dan karunia-Nya, tidak menjadikan (amal) sebab untuk itu. Dan amal itu sendiri termasuk rahmat dan karunia-Nya terhadap hambaNya. Maka, surga dan sebab-sebabnya, semuanya termasuk Karunia-Nya dan rahmat dari Allah." (Jaami’ul-‘Ulul wal-Hikam, hal. 604-605)
Jadi penjelasan-penjelasan para ulama di atas saling melengkapi dan menguatkan. Maka bisa di katakan surga tidak sebanding dengan amal (shalih) yang kita lakukan, tanpa rahmat Allah dan Karunia-Nya. Seperti terkandung dalam firman Allah dalam Surah Al-A'raf ayat 156 :
وَرَحْمَتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْءٍ فَسَأَكْتُبُهَا لِلَّذِينَ يَتَّقُونَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَالَّذِينَ هُمْ بِآيَاتِنَا يُؤْمِنُونَ
“Dan rahmat-Ku meliputi segala sesuatu. Maka akan Aku tetapkan rahmat-Ku untuk orang-orang yang bertakwa, yang menunaikan zakat dan orang-orang yang beriman kepada ayat-ayat Kami”.
Wallahu a'lam bish-shawab.....