Dalam pandangan Islam, jodoh merupakan takdir dari Allah subhanahu wa ta'ala yang telah di tetapkan-Nya sejak kita masih dalam kandungan. Hal ini tersirat dalam sebuah hadits Rasullullah shallallahu 'alihi wa sallam,
عَنْ أَبِي عَبْدِ الرَّحْمَنِ عَبْدِ اللهِ بنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : حَدَّثَنَا رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوْقُ : إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْماً نُطْفَةً، ثُمَّ يَكُوْنُ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ إِلَيْهِ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ: بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ
Dari Ibnu Mas'ud radhiallahu 'anhu ia menuturkan, bahwasanya Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya setiap kalian di kumpulkan PenciptaNya di perut ibunya sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian di utus kepadanya seorang malaikat lalu di tiupkan padanya ruh dan dia di perintahkan untuk menetapkan empat perkara : menetapkan rezekinya, ajalnya, amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits di atas, jodoh merupakan termasuk bagian dari rezeki seseorang, yang sudah Allah tuliskan di Lauh Mahfuzh dan sebelum manusia di lahirkan. Jadi janganlah risau dengan takdir Allah, kita hanya di perintahkan untuk selalu berusaha. Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Beramallah masing-masing akan di mudahkan melakukan apa yang telah di tulis baginya." (HR. Muslim)
Jadi sebagai seorang muslim yang belum memiliki jodoh, maka ada baiknya mempelajari solusi dan pandangan islam dalam menentukan jodoh. Berikut cara islam memandang jodoh sekaligus memberikan solusi menurut syariat Islam :
1. Menentukan/memilih jodoh berdasarkan agamanya.
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu ia berkata, bahwa Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : "Seorang perempuan biasanya di nikahi karena empat perkara : Harta, Keturunan, Kecantikan dan Agamanya. Maka utamakan memilih perempuan karena agamanya, kamu akan merugi bila tidak memilihnya." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam hadits di atas Nabi shallallahu alaihi wa sallam telah memberikan tuntunan bagi kita yang masih dalam masa pencarian jodoh hendaknya mengutamakan agamanya, jika kita melaksanakannya maka kita termasuk orang yang beruntung.
2. Berbaik sangka kepada Allah Subhanahu wa ta'ala.
Dalam Surah An-Nuur ayat 26, Allah Ta'ala berfirman, yang artinya : "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang di tuduh) itu bersih dari apa yang di tuduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga)."
Sebagai hamba-Nya yang beriman, kita sudah semestinya berhusnudzon kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Dalam penerapannya jika kita hendak menginginkan jodoh yang baik dan shaleh, kita semestinya juga harus memiliki sifat tersebut. Walaupun terkadang dalam kehidupan ada seseorang yang shaleh berjodoh dengan yang tidak shaleh. Jangan berburuk sangka dulu, pasti ada hikmah di balik semua itu, lebih baik jadikanlah hal tersebut sebagai ladang amal kita, yang bisa jadi mendatangkan rahmat Allah Ta'ala dengan memberikan taufik dan hidayah kepada pasangan kita tersebut menjadi manusia yang shaleh, bahkan keshalehannya bisa saja melebihi kita.
3. Memperbanyak pergaulan kita sesuai tuntunan syariat.
Kalau kita hanya sering berdiam diri saja di rumah, maka kita akan kesulitan dalam berinteraksi dengan seseorang yang mungkin saja sudah Allah siapkan buat kita. Semisal, perbanyak silahturahmi kepada saudara-saudara kita, sering menghadiri majelis taqlim, menjadi anggota remaja masjid, dan kegiatan yang lainnya sesuai syariat islam. Atau bisa juga meminta bantuan orangtua, saudara, teman yang bisa men-ta'aruf-kan kita kepada seseorang. Dengan memperbanyak pergaulan berarti pula kita melakukan segala ikhtiar tanpa ikhtiar akan sulit bagi kita menggapai apa yang kita inginkan.
Allah Ta'ala berfirman dalam surah Ar-Ra'd ayat 11, yang artinya : "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri."
4. Meningkatkan ketaatan kepada Allah Ta'ala.
Dengan meningkatkan ketaatan berarti kita juga menjadikan ketaqwaan dan keimanan kita kepada Allah Ta'ala bertambah, Insya Allah akan membuat Allah Ta'ala menjadi dekat dengan kita. Jika kita dekat dengan Allah Ta'ala maka Allah Azza wa Jalla pasti lebih dekat kepada kita. Dan menjadikan kita lebih di mudahkan dalam segala apa yang kita pinta (tentunya dalam kebaikan). Hal ini sesuai dengan sebuah hadits Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam.
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu ia berkata, bahwa Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Aku tergantung pada prasangka hambaKu. Dan aku bersamanya jika ia mengingat Aku. Jika ia mengingatKu dalam hatinya, Akupun mengingatnya dalam hatiKu. Jika ia mengingatKu dalam suatu majelis, Akupun mengingatnya dalam suatu majelis yang lebih baik dari mereka. Dan jika ia mendekatiKu sejengkal, Aku akan mendekatinya sehasta. Dan Jika ia mendekatiKu sehasta, Aku akan mendekatinya sedepa. Dan jika ia mendekatiKu dengan berjalan, maka Aku akan mendekatinya dengan berlari." (HR. Bukhari, Muslim, Ahmad).
Bentuk ketaqwaan dan keimanan tersebut bisa dengan jalan meningkatkan kwalitas shalat kita (baik fardhu maupun sunah), perbanyak istigfar, lebih banyak menjalankan puasa sunah, memperbanyak amal-amal shaleh (berbakti kepada kedua orang tua, berbuat baik kepada saudara-saudara, teman, juga tetangga kita, perbanyak bersedekah, membaca Al-Qur'an dan memahaminya, menghadiri majelis taqlim, dan kebaikan-kebaikan yang lainnya).
5. Selalu Berdo'a kepada Allah Ta'ala.
Dalam menggapai suatu keinginan (dalam hal ini adalah jodoh), selain berusaha (ikhtiar), kita sebagai umat muslim yang beriman sudah berkewajiban melengkapinya dengan berdo'a, karena dengan do'a berarti kita melibatkan Allah Ta'ala yang mengatur segala sesuatu di alam semesta ini dan menetapkan apa-apa yang di kehendaki-Nya. Seperti termaktub dalam firman Allah Ta'ala dalam Surah Ar-Ra'd ayat 39 :
يَمْحُو اللَّهُ مَا يَشَاءُ وَيُثْبِتُ ۖوَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ
"Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul Kitab (Lauh Mahfuzh)."
Dalam Surah Al-Furqan ayat 74 telah di ajarkan bacaan do'a bagi kita agar mendapatkan pasangan/istri yang baik. Berikut Firman Allah Ta'ala tersebut :
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
"Ya Tuhan kami, anugerahkan kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami) dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertaqwa."
Jadi bagi seorang muslim yang beriman, kita wajib mengimani segala apa yang di takdirkan oleh Allah Ta'ala, karena sebagai manusia kita tidak akan tahu siapa jodoh kita, dimana akan di pertemukannya dan kapan waktunya. Hanya Allah Ta'ala sajalah yang mengetahui segala sesuatunya. Karena dalam soal jodoh Allah Ta'ala telah menetapkan tiga takdir di dalamnya, yaitu : cepat memperoleh jodoh, lambat dalam mendapatkannya, dan yang terakhir menundanya hingga di akherat kelak. Semua itu Allah Ta'ala lakukan yang terbaik bagi hamba-Nya yang beriman. Dan apapun yang Allah Ta'ala pilihkan jodoh untuk kita, maka hal itu yang paling baik menurut Allah azza wa jalla dan terbaik bagi kita.
Wallahu a'lam bish shawab...