KISAH BARSESO YANG SU'UL KHOTIMAH
Cerita yang saya tulis ini berdasarkan yang pernah saya dengar dalam suatu majelis taqlim.
Begini ceritanya :
Di kisahkan dahulu ada seorang ulama zuhud, yang terkenal sangat taat dalam beribadah, dia seorang pimpinan sebuah pesantren di kala itu, karena saking shalehnya dengan ijin Allah subhanahu wa ta'ala telah di beri kemampuan di atas rata-rata manusia pada umumnya, semisal dia bisa berjalan di atas air, bisa terbang layaknya burung, dan masih banyak lagi lainnya. Dia mempunyai santri-santri yang jumlahnya sangat banyak, mencapai puluhan ribu santri.
Karena dengan keshalehannya itu membuat setan/iblis menjadi gusar ingin menjerumuskannya. Sebab sifat setan/iblis memang ingin selalu menyesatkan orang-orang yang beriman menjadi kufur (ingkar) kepada Allah Azza wa Jalla, dengan segala upaya dan tipu daya mereka. Seperti terkandung dalam Surah Al-A'raf ayat 16-17 :
قَالَ فَبِمَآ أَغْوَيْتَنِى لَأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَٰطَكَ ٱلْمُسْتَقِيمَ
ثُمَّ لَءَاتِيَنَّهُم مِّنۢ بَيْنِ أَيْدِيهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَٰنِهِمْ وَعَن شَمَآئِلِهِمْ ۖ وَلَا تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَٰكِرِينَ
"Iblis menjawab : "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat)."
Setelah itu para setan/iblis sepakat mengutus salah-satu darinya untuk menyamar menjadi santri baru di pesantren yang Barseso pimpin. Semua orang di pesantren itu tak terkecuali Barseso tidak tahu bahwa santri baru tersebut sebenarnya adalah jelmaan setan/iblis laknatullah. Hanya Allah Subhanahu wa ta'ala saja Yang Maha Mengetahui apa-apa yang terjadi di muka bumi ini.
Santri baru tersebut dengan tekunnya beribadah untuk mengelabuhi orang-orang di sekitarnya. Saat yang lain shalat, si setan/iblis tersebut mengikutinya, begitu pula melakukan ibadah-ibadah yang lain. Bahkan ibadahnya tampak seolah-olah melebihi santri-santri yang lain. Sehingga menjadi perbincangan di kalangan mereka. Dan suatu saat kabar tersebut terdengar oleh si Barseso.
Maka demi mengetahui yang sebenarnya, Barseso mulai mengamati gerak-gerik si santri baru tersebut. Saat barseso dan para santrinya shalat, si santri tersebut ikut melakukannya, sampai-sampai yang lainnya termasuk Barseso selesai melakukan shalat dan zikir-zikir, bahkan si santri itu masih belum selesai juga ibadahnya. Tidak juga dalam hal lain, saat Barseso sehabis selesai melakukan ibadah-ibadah yang lain, sewaktu sebelum tidur Barseso masih melihat si santri masih tekun beribadah. Bahkan setelah tidur untuk bangun melaksanakan shalat Qiyamul lail (tahajud) Barseso masih juga melihat santrinya tersebut masih melaksanakan shalat malam.
Singkat cerita Barseso mengagumi santrinya itu dalam ketaatannya beribadah. Sampai suatu hari Barseso bertanya kepada santrinya itu, "Kamu begitu tekun beribadah melebihi aku dalam melaksanakannya, apa yang menjadikan kamu menjadi begitu ?", Si santri menjawab : "Saya melaksanakan begini karena saya pernah berbuat dosa besar, dan sekarang sungguh sangat menyesalinya, maka untuk itu saya sekarang tekun beribadah, jadi kalau belum pernah melakukan dosa besar, pastilah belum mau bertobat seperti saya ini" Si Santri memulai ancang-ancang menjerumuskannya. Barseso bertanya lagi : "Dosa apa gerangan yang membuat kamu bisa menjadi seperti sekarang ini?" Santri menimpalinya : "Membunuh seseorang". Barseso, kaget mendengar jawaban dari si santri tersebut. Santri itu melanjutkan jawabannya, "Kalau Kyai mau membunuhlah orang dulu, agar bisa taat seperti saya ini." Santri ini mulai menebar perangkapnya. Dan Barseso menjawab : "Apakah kamu tidak tahu bahwa membunuh itu dosa besar? Saya jelas tidak mau melakukannya", santrinya menjawab : "Bagaimana kalau berzina?". Santri tersebut gigih dalam menjerumuskan Barseso. Sang Kyai (Baseso) menjawab : "Tidak mungkin orang seperti saya mau melakukan perbuatan zina, karena hal tersebut juga Dosa besar."
Si Santri tambah semangat untuk memuluskan rencananya, "Kalau minum arak bagaimana?, itu dosa ringan dan mudah di ampuni oleh Allah, kata si santri dengan terus merayu si Barseso agar menuruti kemauannya.
Sampai akhirnya si Barseso menyetujui perkataan si santri untuk minum minuman keras demi bisa melakukan ibadah seperti yang santri lakukan, dengan asumsi bahwa minum arak adalah dosa ringan yang mudah meminta ampun kepada Allah. Si Santri gembira mendengar ajakan untuk menjerumuskannya mulai menampakkan hasil. Lalu si Barseso minum minuman keras, sampai akhirnya mabuk dan menggauli salah satu di antara santri wanitanya. Si Santri yang dari tadi menemaninya, berkata : "Kalau semua orang tahu kyai melakukan ini semua, pasti akan membuat kyai malu, sebaiknya bunuh saja sekalian".
Demi agar menghindari dari rasa malu akibat diketahui banyak orang, maka Barseso akhirnya membunuh wanita itu. Tapi sepandai-pandainya menutupi kesalahannya, kabar tersebut akhirnya sampai pada semua santrinya juga semua orang yang berada di sekitar pesantren. Maka marahlah orang yang berada di sekitar pesantren tersebut, si Barseso di rajam, sampai tubuhnya penuh luka dan sangat kepayahan, dan waktu itu penguasa adat setempat memutuskan untuk menghukum Barseso dengan hukuman mati yaitu dengan cara disalib di kayu. Si Santri jelmaan setan/iblis tersebut sangat senang demi melihat Barseso akan di hukum mati.
Dalam kepayahannya menanti hukuman mati disalib di kayu tersebut, si iblis kembali menawarkan bantuannya, agar terhindar dari hukuman mati. Terjadilah dialog singkat antara Barseso dengan si iblis. "Aku akan membantumu supaya kamu tidak jadi di hukum mati." demikian si iblis menawarkan bantuannya. Barseso yang sudah kepayahan dan ingin selamat dari hukuman mati tersebut, bertanya :"Apa yang harus aku lakukan?". Si iblis dengan semangat mengatakan : "Maukah kamu bersujud kepadaku (mengakui tiada Tuhan selain saya (iblis)?". Barseso yang sudah sangat ingin lepas dari hukuman mati tersebut, menjawab : "Bagaimana caranya? sedangkan aku dalam kepayahan dan disalib di kayu ini?". Barseso menyetujui kemauan si iblis. "Caranya gampang, kamu hanya cukup memberikan isyarat dengan mengedipkan mata tanda setuju jika kamu mau bersujud kepadaku?. Maka sebelum terjadinya hukuman mati itu, dengan merasa takut akan kematian si Barseso mengabulkan kemauan si iblis dengan mengedipkan mata tanda setuju bahwa dia mau bersujud kepadanya (bersaksi bahwa tiada tuhan selain dirinya (iblis). Maka matilah si Barseso setalah disalib dengan tidak membawa iman islam. Astaqfirullah... Barseso akhirnya mati dengan Su'ul Khotimah.
Si iblis merasa menang dan berkata : "Wahai Barseso inilah yang aku kehendaki darimu, akhirnya kamu mengikutiku dan kafir terhadap Tuhanmu." Seperti yang tersirat dalam Surah Al-Hasyr ayat 16-17 :
كَمَثَلِ ٱلشَّيْطَٰنِ إِذْ قَالَ لِلْإِنسَٰنِ ٱكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّى بَرِىٓءٌ مِّنكَ إِنِّىٓ أَخَافُ ٱللَّهَ رَبَّ ٱلْعَٰلَمِينَ فَكَانَ عَٰقِبَتَهُمَآ أَنَّهُمَا فِى ٱلنَّارِ خَٰلِدَيْنِ فِيهَا ۚ وَذَٰلِكَ جَزَٰٓؤُا۟ ٱلظَّٰلِمِينَ
"(Bujukan orang-orang munafik itu adalah) seperti (bujukan) syaitan ketika dia berkata kapada manusia : 'Kafirlah kamu', maka tatkala manusia itu telah kafir, maka ia berkata : 'Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Rabb semesta alam'. Maka adalah kesudahan keduanya, bahwa sesungguhnya keduanya (masuk) ke dalam neraka, mereka kekal di dalamnya. Demikianlah balasan orang-orang yang zalim."
Cerita di atas bisa menjadi renungan buat kita semua kaum muslim, agar kita senantiasa menjauhi segala larangan-laranganNya sekecil apapun karena syaitan akan terus menggoda kita dengan cara yang sangat halus, mulai dengan hal-hal kecil namun akhirnya terperangkap melakukan dosa besar. Semakin sedikit ilmu agama yang kita punya maka semakin mudah syaitan membujuk kita, walaupun juga betapa tinggi ilmu agama seseorang muslim, semakin tinggi juga godaan yang syaitan/iblis lakukan. Karena tipu daya syaitan sungguh luar biasa dan beragam caranya. Jika kita mempunyai pegangan ilmu yang baik, Insya Allah akan menyadarinya, dan berlindung kepada Allah subhanahu wa ta'alla dengan tetap teguh menjalankan segala tuntunan syariatNya.
Dan saya mohon, bila ada kesalahan tulisan dalam cerita ini kiranya pembaca bisa mengkoreksi lewat kolom komentar. Karena tulisan ini hanya bertujuan memberikan gambaran tentang Kisah Su'ul Khotimah.