KISAH ISLAM

Menggapai Ridha Allah SWT....

  • Home
  • About Us
  • Privacy Policy
  • Disclaimer
  • Contact Me
Home » Archive for March 2015

Tuesday, 31 March 2015

SUDAHKAH ANDA BERJILBAB, WAHAI PARA MUSLIMAH ?



Di zaman sekarang yang serba modern dan praktis, terutama dalam adab berpakaian bagi para muslimah. Masih banyak saudari-saudari kita mengenakan pakaian tidak sesuai dengan tuntunan syari'at. Dengan berpakaian yang masih memperlihatkan aurat, juga pakaian yang mempertontonkan lekuk tubuh (ketat). Saudari-saudari kita masih ada yang beranggapan masih belum di beri hidayah, tidak gaul, gerah, dan masih banyak lagi alasan-alasan yang lainnya. Semua itu merupakan tipu daya syaitan yang memang bertujuan untuk menjerumuskan manusia, agar menuruti kemauan mereka.
Maka dari itu wahai para muslimah, mari mulai dari sekarang berpakainlah sesuai syar'i agar mendapat ke ridha'an dari Allah SWT.

Seperti dalam sebuah Firman Allah :

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَٰرِى سَوْءَٰتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat."
(Qs. Al-A'raf : 26).

Cara berpakaian menurut syari'at adalah berhijab (berpakaian yang menutupi seluruh bagian tubuh dari kepala hingga telapak kaki), kecuali wajah dan telapak tangan.
Karena berhijab adalah wajib hukumnya atas perintah Allah SWT, seperti dalam firman-Nya 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّبِىُّ قُل لِّأَزْوَٰجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَآءِ ٱلْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَٰبِيبِهِنَّ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰٓ أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ ۗ وَكَانَ ٱللَّهُ غَفُورًا رَّحِيمًا

"Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."
(QS. Al-Ahzab: 59)

Dalam ayat di atas ada kata jalaabiib, bentuk plural dari mufrodnya (kata tunggalnya) yaitu jilbab, yang memiliki makna :

1. Kerudung besar yang menutupi semua anggota badan, sebagaimana penjelasan Imam Al-Qurthubi (Tafsir Al-Qurthubi 14/232).

2. Pakaian yang menutupi semua anggota badan wanita, sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnu Mas’ud, Ubaidah, Qotadah, Hasan Basri, Said bin Jubair, Ibrahim An-Nakhoi dan Atho’ al­Khurasani. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 6/424, Al­Muhalla 3/219).

3. Selimut yang menutupi wajah wanita dan semua anggota badannya tatkala akan keluar, sebagaimana yang dituturkan Ibnu Sirin. (Lihat Tafsir Ad-Durul Mansur 6/657, Tafsir Al­Baidhowy 4/284, Tafsir An-Nasafi 3/453 581, Fathul Qadir 4/304, Ibnu Katsir 6/424 dan Tafsir Abu Su’ud 7/108).

4. Pakaian yang menutup dari atas kepala sampai ke bawah, sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnu Abbas. (Lihat Tafsri Al-Alusy 22/88).

5. Selendang besar yang menutupi kerudung. Sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnu Mas’ud dan para tabi’in. (Lihat Tafsir Ibnu Katsir 6/ 425).

6. Pakaian sejenis kerudung besar yang menutupi semua badan, sebagaimana yang dituturkan oleh Ibnu Abbas dan Ibnu Mas’ud.(Lihat Tafsir Ats­Tsa’labi 2/581).

Dari keterangan di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa jilbab bukanlah kerudung yang di gantungkan di leher, bukan pula kerudung tipis yang kelihatan rambutnya atau kerudung yang hanya menutup sebagian rambut belakangnya, bukan pula kerudung sebangsa kopyah yang kelihatan lehernya atau kerudung yang hanya menutup ujung kepala bagian atas seperti ibu suster dan wanita Nashrani atau kerudung yang kelihatan dadanya, dan bukan pula selendang kecil yang di kalungkan di pundak kanannya.

Firman Allah SWT lainnya perihal ber hijab :

وَقُلْ لِلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا ۖ وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَىٰ جُيُوبِهِنَّ ۖ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاءِ بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُولِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَىٰ عَوْرَاتِ النِّسَاءِ ۖ وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِنْ زِينَتِهِنَّ ۚ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ 

“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita…” 
( QS. An-Nur : 31).
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
22:11

KISAH SEORANG PELACUR MASUK SURGA


Di kisahkan pada jaman dahulu, hiduplah seorang wanita tuna susila dari keturunan Bani Israil. Suatu ketika dia berjalan menyusuri padang pasir yang luas, dia sangat kehausan. Maka dia mencari sumber mata air, padahal waktu itu matahari tengah teriknya dan dia berada di luasnya padang pasir. Karena kegigihannya dia akhirnya menemukan sumber mata air itu yang berupa sumur. Maka ketika dia sampai pada sumur tersebut, Ia melihat seekor anjing yang terengah-engah sambil terus menjulurkan lidahnya. Tampaknya anjing itu sangat kehausan sekali. Tergerak hatinya karena merasa kasihan dan tidak tega pada anjing tersebut. Di lepasnya sepatunya lalu di ikatnya dengan kerudungnya untuk menimba air sumur itu, lalu diberinya anjing itu minum. Padahal dia sendiri belum sempat minum air dari sumur itu. Setelah anjing itu minum, wanita itu meninggal dunia di panggil oleh Rabb Nya.

Seperti di riwayatkan dalam sebuah hadits shahih Imam Bukhari dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

بَيْنَمَا كَلْبٌ يُطِيفُ بِرَكِيَّةٍ قَدْ كَادَ يَقْتُلُهُ الْعَطَشُ إِذْ رَأَتْهُ بَغِىٌّ مِنْ بَغَايَا بَنِى إِسْرَائِيلَ فَنَزَعَتْ مُوقَهَا فَاسْتَقَتْ لَهُ بِهِ فَسَقَتْهُ إِيَّاهُ فَغُفِرَ لَهَا بِهِ

“Telah diampuni seorang wanita pezina yang lewat di depan anjing yang menjulurkan lidahnya pada sebuah sumur. Dia berkata, “Anjing ini hampir mati kehausan”. Lalu dilepasnya sepatunya lalu diikatnya dengan kerudungnya lalu diberinya minum. Maka diampuni wanita itu karena memberi minum."

Dalam syarah Shahih Bukhari yaitu kitab Umdatul Qari jilid 15 halaman 277 di sebutkan bahwa di antara faedah hadits ini adalah di terimanya amal seorang pelaku dosa besar asalkan dia seorang muslim. Dan bahwa Allah mungkin saja mengampuni dosa besar dengan amal yang kecil sebagai keutamaan.

Kisah wanita pelacur Bani Israil sungguh menunjukkan betapa besar kasih sayang Allah, terlebih hamba-hamba-Nya yang merahmati sesama. Baginda Rasul pernah bersabda dalam hadits Usamah bin Zaid :
إنما يرحم الله من عباده الرحماء

“Sungguh Allah merahmati hamba-hamba-Nya yang penyayang”

“Kasihilah yang berada di bumi, niscaya Allah yang berada di atas langit akan mengasihimu.”
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
19:53

Monday, 30 March 2015

KEUTAMAAN SHALAT SUBUH




Sebagai seorang muslim kita sudah semestinya melaksanakan Shalat, karena shalat adalah merupakan salah satu Rukun Islam yang ke dua, setelah Syahadat. Dan shalat fardhu merupakan kewajiban kita sebagai kaum muslim untuk mengerjakanya.

Seperti dalam Firman Allah SWT :
- [QS. Thoha : 14]                                                              ... وَ اَقِمِ الصّلوةَ لِذِكْرِيْ. طه:14

"…. dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku."

- [QS. An-Nisa' : 103]
فَاَقِيْمُوا الصَّلوةَ، اِنَّ الصَّلوةَ كَانَتْ عَلَى اْلمُؤْمِنِيْنَ كِتَابًا مَوْقُوْتًا. النساء

"Maka dirikanlah shalat, sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman."

Juga di riwayat dalam hadist-hadist sebagai berikut :

- [HR. Ahmad, Bukhari dan Muslim, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 333]

عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ص: بُنِيَ اْلاِسْلاَمُ عَلَى خَمْسٍ: شَهَادَةِ اَنْ لاَ اِلهَ اِلاَّ اللهُ وَ اَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ، وَ اِقَامِ الصَّلاَةِ، وَ اِيْتَاءِ الزَّكَاةِ، وَ حَجّ اْلبَيْتِ وَ صَوْمِ رَمَضَانَ. احمد و البخارى و مسلم، فى نيل الاوطار

Dari Abdullah bin Umar, ia berkata : Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam  bersabda, “Islam itu terdiri atas lima rukun. Mengakui bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah, dan sesungguhnya Muhammat itu adalah utusan Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, haji ke Baitullah dan puasa Ramadhan."

- HR. Ahmad, Nasai dan Tirmidzi. Dan Tirmidzi menshahihkannya, dalam Nailul Authar juz 1, hal. 334]

عَنْ اَنَسِ بْنَ مَالِكٍ رض قَالَ: فُرِضَتْ عَلَى النَّبِيّ ص الصَّلَوَاتُ لَيْلَةَ اُسْرِيَ بِهِ خَمْسِيْنَ، ثُمَّ نُقِصَتْ حَتَّى جُعِلَتْ خَمْسًا. ثُمَّ نُوْدِيَ: يَا مُحَمَّدُ اِنَّهُ لاَ يُبَدَّلُ اْلقَوْلُ لَدَيَّ وَ اِنَّ لَكَ بِهذِهِ اْلخَمْسِ خَمْسِيْنَ. احمد و النسائى و الترمذى و صححه، فى نيل الاوطار 

Dari Anas bin Malik RA, ia berkata : "Di wajibkan shalat itu pada Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam pada malam Isra’, lima puluh kali. Kemudian dikurangi sehingga menjadi lima kali, kemudian Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam dipanggil, “Ya Muhammad, sesungguhnya tidak di ganti (di ubah) ketetapan itu di sisi-Ku. Dan sesungguhnya lima kali itu sama dengan lima puluh kali”.

Namun demikian di antara shalat-shalat wajib tersebut, ada keutamaan-keutamaan dalam melaksanakan shalat Subuh berjamaah di masjid.

- (HR. Bukhari-Muslim, dari Abu Hurairah)

ليس صلاة أثقل على المنافقين من الفجر والعشاء، ولو يعلمون ما فيهما، لأتَوهما ولو حبوًا، ولقد هممتُ أن آمُرَ المؤذِّن فيُقيم، ثم آخُذَ شُعلاً من النار، فأحرِّقَ على من لا يخرج إلى الصلاة بعد

“Tidak ada Shalat yang lebih berat (di laksanakan) bagi orang munafik daripada shalat Subuh dan Isya. Seandainya mereka tahu (keutamaan) yang terdapat di dalamnya, niscaya mereka akan melakukannya kendati dengan merangkak. Sungguh aku telah hendak memerintahkan kepada petugas azan untuk iqamat (Shalat) kemudian aku mengambil bara api dan membakar (rumah) orang yang belum tidak keluar melaksanakan Shalat (di masjid).”

1. Hadits di atas menerangkan bahwa Shalat Subuh secara berjamaah (di masjid) adalah salah satu upaya yang bisa kita tempuh agar bisa terhindar dari terjangkit penyakit munafik.

- (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, dan Ibn Majah)
اللهمَّ باركْ لأمتي في بكورِها
"Ya Allah, berkahilah umatku pada waktu paginya".

2. Hadits tersebut mengatakan Shalat Subuh berjamaah berpeluang mendapatkan berkah dari Allah Ta’ala. Karena doa tersebut di panjatkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam, yang doanya pasti di kabulkan oleh Allah SWT.

- (HR. Bukhari-Muslim).
Dalam Hadits yang di riwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :
يتعاقبون فيكم ملائكةٌ بالليل وملائكةٌ بالنهار، ويجتمعون ف ي صلاة الفجر وصلاة العصر، ثم يعرُجُ الذين باتوا فيكم، فيسألهم ربُّهدي؟ فيقولون: تركناهم وهم يصلُّون، وأتيناهم وهم يصلون.م – وهو أعلم بهم: كيف تركتم عبا

“­Malaikat bergantian melihat kalian pada siang dan malam. Para malaikat itu bertemu di shalat Subuh dan shalat Ashar. Kemudian yang bermalam dengan kalian naik (ke langit) dan ditanya oleh Rabb mereka, dan Dia lebih tahu keadaan hamba-hambanya, Bagaimana kondisi hamba-hambaku ketika kalian tinggalkan?’ Para malaikat menjawab, ‘Kami meninggalkan mereka dalam keadaan shalat, dan kami mendatangi mereka dalam keadaan shalat.”

3. Hadits tersebut menyatakan jamaah shalat Subuh di persaksikan oleh malaikat.

- (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

عن بريدة الأسلمي رضي الله عنه عن النبي – صلى الله عليه وسلم قال :بشِّرِ المشَّائين في الظُّلَم إلى المساجد بالنور التام يوم القيامة

Dari Buraidah al-Aslami radhiyallahu anhu dari Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda: “Sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang berjalan pada saat gelap menuju masjid, dengan cahaya yang sempurna pada hari Kiamat."

4. Hadits di atas menjelaskan bahwa terdapat ganjaran yang besar dari Allah Ta’ala bagi manusia-manusia yang menuju masjid untuk melaksanakan shalat berjamaah dengan mendapatkan cahaya yang sempurna di hari Kiamat kelak.

- (HR. Muslim, dari Jundubibn Abdillah al-Bajali Radhiallahu ‘anhu)

مَن صلَّى الصبح، فهو في ذمة الله، فلا يَطلُبَنَّكم الله من ذمَّته بشيء؛ فإن من يطلُبهُ من ذمته بشيء يدركه، ثم يَكُبه على وجهه في نار جهنم

“Barang siapa yang melaksanakan shalat Subuh maka dia berada dalam jaminan Allah. Maka jangan sampai Allah menuntut kalian sesuatu apa pun pada jaminan-Nya. Karena barangsiapa yang Dia tuntut pada jaminan-Nya, pasti Dia akan mendapatkannya. Kemudian dia akan di telungkupkan pada wajahnya di dalam Neraka.”

5. Hadits di atas menerangkan bahwa orang yang melaksanakan shalat Subuh dengan sempurna, antara lain dengan melaksanakannya berjamaah, maka dia berada dalam jaminan dan perlindungan Allah Azza Wajalla.

- (HR. Muslim, dari Utsman bin Affan Radhiallahu ‘anhu)

مَن صلى العشاء في جماعة، فكأنما قام نصف الليل، ومن صلى الصبح في جماعة، فكأنما صلَّى الليلَ كلَّه

"Barang siapa yang melakukan shalat Isya berjamaah, maka dia sama seperti manusia yang melakukan shalat setengah malam. Barang siapa yang melakukan shalat Subuh berjamaah, maka dia sama seperti manusia yang melakukan shalat malam sepanjang waktu malam itu.”
6. Hadits tersebut mengatakan pahala melakukan shalat malam sepenuh waktu malam ternyata bisa kita dapatkan dengan melakukan shalat Subuh secara berjamaah.

- (HR. Tirmidzi) dari Anas bin Malik Radhiallahu ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam yang bersabda :
مَن صلى الغداة في جماعة، ثم قعد يذكر الله حتى تطلع الشمس، ثم صلى ركعتين، كانت له كأجر حجة وعمرة تامة، تامة، تامة

“Barang siapa yang shalat Subuh berjamaah kemudian dia duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, lantas shalat dua rakaat, maka baginya seperti pahala haji dan umrah, yang sempurna, sempurna, sempurna.”

7. Hadits tersebut menyatakan ganjaran bagi orang yang melaksanakan shalat subuh berjamaah baginya seperti pahala haji dan umrah.

- (HR. Muslim dari Ummul Mukminin Aisyah Radhiallahu ‘anha) :
ركعتا الفجر خيرٌ من الدنيfا وما فيها

“Dua rakaat (shalat sunah) Subuh lebih baik daripada dunia dan segala isinya.”

8. Hadits di atas menjelaskan bahwa orang yang berjamaah shalat subuh di masjid berkesempatan melaksanakan shalat sunah subuh (dua rakaat) lebih baik daripada dunia dan segala isinya.

- (HR. Muslim) Dari Umarah Radhiallahu ‘anhu

عن عُمارة بن رويبة رضي الله عنه قال: سمعت رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: (لن يلج النارَ أحدٌ صلى قبل طلوع الشمس وقبل غروبها) رواه مسلم

“Aku mendengar Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ‘Tidak akan masuk Neraka seorang yang shalat sebelum terbitnya matahari (Subuh) dan terbenamnya matahari (Ashar).”

9. Hadits tersebut bermakna bagi yang melaksanakan shalat Subuh secara sempurna (berjamaah) akan di beri ganjaran Keselamatan dari siksa Neraka.

- (HR. Bukhari-Muslim) Dari Jarir Bin Abdullah al-Bajali Radhiallahu ‘anhu
عن جرير بن عبد الله البجلي رضي الله عنه قال: كنا جلوسًا عند رسول الله صلى الله عليه وسلم إذ نظر إلى القمر ليلة البدر، فقال: (أمَا إنكم سترَون ربَّكم كما ترَون هذا القمر، لا تُضَامُّون في رؤيته، فإن استطعتم ألا تُغلبوا على صلاةٍ قبل طلوع الشمس وقبل غروبها، فافعلوا) رواه البخاري ومسلم

“Kami pernah duduk bersama Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, kemudian beliau melihat ke bulan di malam purnama itu, Rasulullah bersabda, ‘Ketahuilah bahwa sesungguhnya kalian akan melihat kepada Rabb kalian sebagaimana kalian melihat kepada bulan ini. Kalian tidak terhalangi melihatnya. Bila kalian mampu untuk tidak meninggalkan shalat sebelum terbitnya matahari dan sebelum terbenamnya, maka lakukanlah!”

10. Hadits tersebut mengatakan bagi orang yang melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid kelak akan melihat Allah Ta’ala pada hari Kiamat nanti.

Semoga kita semua sebagai seorang muslim di beri kemampuan oleh Allah Azza Wajalla untuk senantiasa istiqomah dalam menjalankan perintah-perintah-Nya dan meninggalkan larangan-larangan-Nya.

Terutama sekali dalam melaksanakan shalat-shalat wajib, dan lebih utamanya SHALAT SUBUH BERJAMAAH DI MASJID. Amin Ya Rabbal Alamin....
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
00:00

Monday, 23 March 2015

AMALAN JAMINAN PENGHUNI SURGA

Keutamaan Sayyidul Istighfar




Istighfar dalam islam merupakan amalan seorang muslim dalam memohon ampunan kepada Allah subhanahu wa ta'ala atas semua dosa-dosa yang pernah di lakukannya. Dan untuk selanjutnya berusaha mentaati segala perintahNya. Makna istighfar bukan hanya sekedar dari segi pengucapannya saja, melainkan lebih kepada seberapa besar kita meresapinya sampai pada hati sanubari kita. Juga agar kita selalu ingat akan keberadaan Allah subhanahu wa ta'ala yang selalu mengawasi kita. Agar kita selalu menjauhi segala larangan-larangan-Nya.

Ucapan istighfar yang dalam pengucapannya 'astaghfirullah' yang berarti 'saya memohon ampunan kepada Allah', sejatinya perlu kita amalkan dalam bentuk dzikir yang kita ucapkan setiap saat, tidak hanya waktu kita selesai shalat atau waktu berdo'a saja. Melainkan kita wujudkan dalam keseharian kita, di waktu kita sedang berdiri, duduk, bahkan menjelang tidur sebaiknya kita tidak lepas dari istighfar.

Di antara bacaan istighfar ada bacaan istigfar yang merupakan sebaik-baiknya bacaan istighfar atau rajanya istighfar, yaitu Sayyidul Istighfar.
Bacaan Istighfar yang paling utama adalah Penghulu Istighfar (Sayyidul Istighfar) sebagaimana yang termaktub dalam hadits shahih Imam Al Bukhari dari Syaddad bin Aus radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Penghulu Istigfar adalah apabila engkau mengucapkan" :

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ ، لَا إِلٰـهَ إِلاَّ أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمتِكَ عَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ ، فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلاَّ أَنْتَ 

ALLAHUMMA ANTA RABBII LA ILAHA ILLA ANTA KHALAQTANII WA ANA 'ABDUKA WA ANA 'ALA 'AHDIKA WA WA'DIKA MASTATHA'TU A'UDZU BIKA MIN SYARRI MASHANA'TU ABU`U LAKA BINI'MATIKA 'ALAYYA WA ABU`U BIDZANBII FAGHFIRLI FA INNAHU LA YAGHFIRU ADZ DZUNUBA ILLA ANTA.

"Ya Allah Engkau adalah Tuhanku, Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau, Engkau yang menciptakanku, sedang aku adalah hamba-Mu dan aku di atas ikatan janji -Mu dan akan menjalankannya dengan semampuku, aku berlindung kepadamu dari segala kejahatan yang telah aku perbuat, aku mengakui-Mu atas nikmat-Mu terhadap diriku dan aku mengakui dosaku pada-Mu, maka ampunilah aku, sesungguhnya tiada yang mengampuni segala dosa kecuali Engkau”

Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
"Barangsiapa yang membacanya di pagi hari dengan penuh keyakinan, kemudian ia meninggal dunia sebelum sore hari, maka ia termasuk penghuni Surga. Barangsiapa yang membacanya di sore hari dengan penuh keyakinan, kemudian ia meninggal dunia sebelum esok pagi hari, maka ia termasuk penghuni Surga." (HR. Bukhari no. 6306)

Yaitu membacanya dengan penuh keyakinan, ikhlas, mentauhidkan Allah Azza wa Jalla , meninggalkan syirik, membenarkan kandungan do’a Sayyidul Istighfar ini, mengakui semua dosa-dosanya, mengakui semua nikmat dari Allah Azza wa Jalla dan meminta ampunan hanya kepada Allah Azza wa Jalla. 

Hadits ini shahih. Di riwayatkan oleh :

1. Imam al-Bukhari dalam shahihnya (no. 6306, 6323) dan al-Adabul Mufrad (no. 617, 620)
2. Imam an-Nasa-i (VIII/279), as-Sunanul Kubra (no. 9763, 10225), dan dalam ‘Amalul                 Yaum wal Lailah (no. 19, 468, dan 587)
3. Imam Ibnu Hibban (no. 928-929-at-Ta’liqatul Hisân ‘ala Shahih Ibni Hibban)
4. Imam ath-Thabarani dalam al-Mu’jamul Kabir (no. 7172), al-Mu’jamul Ausath (no. 1018),           dan dalam kitab ad-Du’aa (no. 312-313)
5. al-Hakim (II/458)
6. Imam Ahmad dalam musnadnya (IV/122, 124-125)
7. Imam al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah (no. 1308), dan lainnya dari Shahabat Syaddad         bin Aus Radhiyallahu anhu.
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
20:15

Saturday, 21 March 2015

INGIN MASUK SURGA?



Setiap manusia pasti mendambakan masuk surga kelak setelah kematian. Untuk mencapai tujuan tersebut tentunya di perlukan ketaqwaan dan ketaatan kita sebagai hamba Allah subhanahu wa ta'ala, untuk melaksanakan segara perintah-perintahNya dan menjauhi segala larangan-larangNya.
Di antaranya adalah mengamalkan doa/zikir yang telah di ajarkan oleh Rasullullah shallallahu 'alahi wa sallam dalam hadits-hadits Beliau.

Bagaimana caranya ?

Bacalah amalan ini : 

 اللهم أجرني من النار
'Allahumma aajirnii minan naar’

Di riwayatkan dalam sebuah hadist :

إذا صليتَ الصبح فقل قبل أن تكلم أحداً من الناس ” اللهم أجرني من النار سبع مرات ” فإنك إن متَّ مِن يومك ذلك كتب الله لك جواراً مِن النار ، وإذا صليت المغرب فقل قبل أن تكلم أحداً من الناس اللهم أجرني من النار” سبع مرات فإنك إن متَّ مِن ليلتك كتب الله عز وجل لك جواراً مِن النَّار

”Apabila kamu selesai shalat subuh, becalah doa berikut sebelum kamu berbicara dengan orang lain: ’Allahumma aajirnii minan naar’ 7 kali. Jika pada hari itu kamu mati maka Allah akan menetapkan bahwa kamu jauh dari neraka. Jika kamu selesai shalat maghrib, Ucapkanlah doa ini sebelum kamu berbicara dengan orang lain: ’Allahumma aajirnii minan naar’ 7 kali. Jika malam itu kamu mati, maka Allah tetapkan bahwa kamu jauh dari neraka.”

Hadist ini di riwayatkan Imam Ahmad dalam musnadnya no. 18054, Abu Daud no. 5079, dan Ibn Hibban 5/367, dari jalur al-Harits bin Muslim, dari bapaknya Muslim bin harits at-Tamimi secara marfu’.

Syaikh Syuaib al-Arnauth mengatakan :

إسناده ضعيف، مسلم بن الحارث جهله الدارقطني، ولم يؤثر توثيقه عن غير ابن حبان. وقد اختلف في اسمه واسم أبيه

Sanad hadist ini dhaif, Muslim bin Harits di nilai majhul (perawi tak di kenal) oleh ad-Daruquthni, sementara penilaian dia sebagai tsiqah (perawi terpercaya) tidak di anggap dari selain Ibnu hibban. Ulama berbeda pendapat tentang namanya dan nama bapaknya. (Ta’liq Musnad Ahmad, 29/593).

Hadist ini juga dinilai lemah dalam kitab as-Silsilah al-Ahadits ad-Dhaifah (kumpulan hadis dhaif), no. 1624.


Doa/zikir di atas adalah termasuk zikir muqayyadah, yaitu doa yang di tentukan tempat, waktu, keadaan, cara dan bilangannya.atau sebagian dari itu. Untuk mengamalkannya harus ada dalil yang shahih. Tapi amalan di atas tidak terdapat dalam hadits yang shahih.

Setelah membaca kesimpulan di atas, kita tidak perlu resah, karena ada hadist shahih yang semakna dan bisa kita amalkan.

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

مَنْ سَأَلَ اللَّهَ الْجَنَّةَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، قَالَتِ الْجَنَّةُ: اللَّهُمَّ أَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَمَنْ اسْتَجَارَ مِنَ النَّارِ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، قَالَتِ النَّارُ: اللَّهُمَّ أَجِرْهُ مِنَ النَّارِ

”Siapa yang meminta surga 3 kali, maka surga akan berkata : ’Ya Allah, masukkanlah dia ke dalam surga.’ Dan siapa yang memohon perlindungan dari neraka 3 kali, maka neraka akan berkata: ’Ya Allah, lindungilah dia dari neraka.” (HR. Ahmad 12585, Nasai 5521, Turmudzi 2572 dan yang lainnya. Hadis ini di nilai hasan oleh Syuaib al-Arnauth dan di nilai shahih oleh al-Albani).


Hadits di atas bersifat umum, termasuk zikir Mutlaqah, yaitu doa yang tidak di tentukan dengan hal-hal sebagaimana zikir muqayyadah di atas. Maka di pilih lafazh yang paling baik dan paling jelas maknanya. Tidak bertentangan dengan syari'at, dan tidak di jadikan rutinitas sebagaimana zikir muqayyadah.

Wallahu a'lam bish shawab...
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
21:38

ISTANA DI SURGA



Salah satu amalan yang bisa kita lakukan untuk mempunyai Istana di surga yang megah adalah melaksanakan Sholat Dhuha 12 Raka'at.

Mengenai amalan di atas, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam. bersabda : 
"Barang siapa mengerjakan shalat dhuha dua belas rakaat, maka Allah Subhanahu wa ta'ala. akan membangunkan untuk mereka istana yang terbuat dari emas di surga."  (HR Ibnu Majah).

Sekelumit tentang Keutamaan Sholat Dhuha :

Shalat Dhuha merupakan sunnah mu'akkadah, terbukti telah di lakukan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, sebagaimana di riwayatkan Muslim, no. 1176, dari hadits Aisyah radhiallahu anha, dia berkata :

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي الضُّحَى أَرْبَعًا ، وَيَزِيدُ مَا شَاءَ اللَّهُ

"Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam shalat Dhuha sebanyak empat (rakaat), kadang beliau menambah sesuai keinginannya. "

Terdapat beberapa hadits dari Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam tentang keutamaan shalat Dhuha, di antaranya :

1) Dari Abu Dzar radhiallahu anhu, dari Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda :

يُصْبِحُ عَلَى كُلِّ سُلامَى مِنْ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ ، فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ ، وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ ، وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى 

"Pada setiap persendian kalian harus di keluarkan sedekahnya setiap pagi; Setiap tasbih (membaca subhanallah) adalah sedekah, setiap tahmid (membaca Alhamdulillah) adalah sedekah, setiap tahlil (membaca Lailaha illallah) adalah sedekah, setiap takbir (membaca Allahu Akbar) adalah sedekah, amar bil ma'ruf adalah sedekah, nahi ‘anil munkar adalah sedekah. Semua itu dapat terpenuhi dengan (shalat) dua rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha." (HR. Muslim, no. 1181) 

Imam Nawawi rahimahullah berkata, Sabda beliau shallallahu alaihi wa sallam :

وَيُجْزِئُ مِنْ ذَلِكَ رَكْعَتَانِ يَرْكَعُهُمَا مِنْ الضُّحَى

"Semua itu dapat terpenuhi (cukup tergantikan) dengan (shalat) dua rakaat yang dilakukan di waktu Dhuha ".
Kata (يجزي) dapat di baca dhomah atau fahtah di awalnya. Jika di baca dhammah (يُجْزِي) artinya adalah di balas, sedangkan jika di baca fathah (يَجْزِي) berasal dari kata جزى يجزي artinya adalah cukup, sebagaimana firman Allah Ta'ala :
 لا تَجْزِي نَفْس 
Atau sebagaimana hadits,
لا يَجْزِي عَنْ أَحَد بَعْدك

Tidak cukup dengan orang selainmu.
Hadits ini merupakan dalil tentang besarnya keutamaan dan kedudukan shalat Dhuha, dan bahwa dia sah jika di lakukan sebanyak dua rakaat. (Syarh Muslim, oleh Imam Nawawi) 

2) Di riwayatkan oleh Bukhari, no. 1178, dan Muslim, no. 721, dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dia berkata,

أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ : صَوْمِ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ

“Kekasihku (Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam) telah berwasiat kepadaku tentang tiga perkara agar jangan aku  tinggalkan hingga mati; Puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dan tidur dalam keadaan sudah melakukan shalat Witir. "

Dari Abu Darda radhiallahu anhu, dia berkata, " Kekasihku telah berwasiat kepadaku tentang tiga hal yang tidak akan aku tinggalkan selama hidupku; Puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dan tidak tidur sebelum aku menunaikan (shalat) Witir. " (HR. Muslim, no. 1183)

Qurtubi rahimahullah berkomentar: “ Wasiat Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam kepada Abu Darda’ dan Abu Hurairah radhiallahu’anhuma menunjukkan akan keutamaan Shalat Dhuha dan banyak pahalanya serta penekanannya. Oleh karena itu beliau berdua senantiasa menjaganya dan tidak (pernah) meninggalkan. ” Selesai dari kitab ‘Al-Mufhim Lima Asykala min Talkhisi Muslim’

3) Dari Abu Darda dan Abu Dzar radhiallahu anhuma dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dari Allah Azza wa Jalla, bahwa Dia berfirman, " Wahai anak Adam shalatlah empat rakaat di awal hari, Aku akan lindungi engkau hingga akhirnya. " (HR. Tirmizi, no. 437, dishahihkan oleh Al-Albany)

Al-Mubarakfuri rahimahullah berkata, yang dimaksud 'shalat di awal siang adalah shalat Dhuha, ada pula yang mengatakan shalat isyraq, ada pula yang mengatakan shalat sunnah Shubuh dan fardhunya, karena dia merupakan shalat fardhu pertama di siang hari. Aku katakan, 'Pengarang (sunan Tirmizi) begitu juga Abu Daud memahami shalat tersebut sebagai shalat Dhuha, karena itu keduanya memasukkan hadits ini dalam bab Shalat Dhuha. Sedangkan yang dimaksud menjaga adalah menjaga urusannya hingga akhir siang. Ath-Thaiby berkata, maksudnya adalah 'Aku lindungi kesibukan dan kebutuhanmu serta melindungi engkau dari segalah keburukan setelah shalatmu hingga akhir siang. Maksudnya, berkonsentrasilah beribadah kepada-Ku di awal siang, maka Aku akan tenangkan pikiranmu hingga akhir siang dengan memenuhi semua kebutuhanmu." (Tuhfatul Ahwazi, 2/478)

4) Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu, dia berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, 
"Tidak ada orang yang memelihara shalat Dhuha, melainkan dia seorang yang kembali, karena dia adalah shalat awwaabin (shalatnya orang-orang yang kembali)." (HR. Ibnu Khuzaimah, dinyatakan hasan oleh Al-Albany dalam Shahih At-Targhib wat-Tarhib, 1/164)

5) Dari Anas bin Malik radhiallahu anhu, dari Nabi shallallahu alaihi wa sallam, beliau bersabda,
"Siapa yang shalat Fajar berjamaah, kemudian duduk untuk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian dia shalat dua rakaat, maka baginya bagaikan pahala haji dan umrah, sempurna, sempurna, sempurna." (HR. Tirmizi, no. 586, dinyatakan hasan oleh Al-Albany rahimahullah dalam Shahih Sunan At-Tirmizi)

Al-Mubarakfuri rahimahullah berkata dalam kitab Tuhfatul Ahwazi bi syarhi Jami At-Tirmizi, 3/158: Sabda beliau 'Kemudian shalat dua rakaat' maksudnya adalah setelah matahari terbit. Sedangkan Ath-Thaybi berkata, maksudnya adalah, 'Kemudian dia shalat setelah matahari naik setinggi tombak, sehingga waktu dimakruhkan shalat telah habis. Ini adalah shalat yang dinamakan shalat Isyraq, dia adalah awal (waktu) shalat Dhuha."
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
21:29

Friday, 20 March 2015

NAMA,TINGKATAN, PENGHUNI SURGA




Surga (Jannah) adalah suatu tempat di alam akhirat yang penuh dengan segala macam kenikmatan dan kesenangan. Allah subhanahu wa ta'ala menjadikan tempat ini bagi hamba-hamba-Nya yang takwa. Antara lain di terangkan dalam firman Allah subhanahu wa ta'ala surat Al-Baqarah ayat 82 : 

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلْجَنَّةِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

"Dan orang-orang yang beriman serta beramal saleh, menjadi penghuni surga. Kekallah mereka di dalamnya." 

Gambaran tentang Surga di dalam Al-Qur'an antara lain sebagai berikut : 

"Surga seluas langit dan Bumi." (Al-Hadid : 21), 
"Di dalamnya terdapat pohon-pohon dan buah-buahan." (Ar-Rahman : 54,68, dan Al Waqi'ah : 28,29,32-33), 
"Terdapat istana-istana dan mengalir sungai-sungai di bawahnya." (Al-Furqan : 10),
"Tahta-tahta kebesaran dan ranjang-ranjang emas/permata (Ash Safaat : 44 dan Al Waqi'ah : 15), 
"Serta di temani bidadari-bidadari." (Ar-Rahman : 72 dan Ad Dukhan : 54)

Berikut Tingkatan Surga dan penghuninya :


1. Surga Firdaus
Di ciptakan dari Emas.
Calon penghuninya termaktub dalam surat Al – Mukminun ( 1 –11 ) 
a) Orang – orang yang memelihara dan khusyuk dalam shalatnya.
b) Orang – orang yang menjauhkan diri dari ucapan dan perbuatan yang tiada berguna.
c) Orang – orang yang membayar zakat
d) Orang – orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap istri-istrinya. 
e) Orang – yang memelihara amanat dan menepati janji. 

2. Surga 'Adn 
Di ciptakan dari Intan Putih. 
Bakal Penghuninya : 
a) Orang yang bertaqwa kepada Allah SWT ( QS An Nahl : 30 – 31 ) 
b) Orang yang beriman dan beramal shaleh ( QS Thaha : 75-76 ) 
c) Orang yang berbuat baik ( QS Fathir : 32 – 33 ) 
d) Orang yang sabar, menginfakkan hartanya dan membalas kejahatan dengan kebaikkan ( QS Ar Rad : 22–23 ). 

3. Surga Na’im 
Di ciptakan dari Perak Putih. 
Calon Penghuninya : 
Orang yang bertaqwa dan beramal saleh ( QS Al Qalam : 34, QS Luqman : 8, QS Al Hajj : 56 ). 

4. Surga Ma’wa 
Di ciptakan dari Zamrut Hijau. 
Bakal Penghuninya : 
a) Orang yang bertaqwa kepada Allah SWT ( QS An Najm : 15 ) 
b) Orang yang beriman dan berama saleh ( QS As Sajdah : 19 ) 
c) Orang yang takut pada kebesaran Allah SWT dan menahan hawa nafsu buruk ( QS An Naziat : 40 – 41 ). 

5. Surga Darussalam 
Di ciptakan dari Yakut Merah. 
Penghuninya :
Orang yang kuat iman dan islamnya, memperhatikan ayat-ayat Al - Quran serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari – hari karena Allah Subhanahu wa ta'ala. ( QS Al An’am : 127). 

6. Surga Darul Maqomah
Di ciptakan dari Permata Putih
Di huni oleh orang yang kebaikannya amat banyak, dan sangat jarang berbuat salah.
( QS Faathir : 34-35)

7. Surga Al Maqaamul Amin
Di ciptakan ­ dari Emas.
Dihuni :
Oleh orang yang keimanannya telah mencapai Muttaqien yakni orang yang benar-benar bertaqwa ( QS Ad Dukhan : 51 ). 

8. Surga Khuldi 
Di ciptakan dari Marjan Merah dan Kuning. 
Penghuninya adalah Orang yang taat menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangannya ( QS Al Furqan : 15 ).

Jarak antara tingkatan surga yang satu dengan yang lainnya diterangkan dalam hadits yang di riwayatkan oleh Abi Said Al-Khudri : "Surga itu terdiri dari seratus tingkat. Antara tingkat yang satu dengan yang lainnya berjarak seperti antara Bumi dan langit. Dan tingkatan tertinggi adalah surga Firdaus."

Menurut hadits yang di riwayatkan oleh Ibnu Abbas r.a., surga memiliki 8 pintu dari emas yang ditaburi mutiara.

Pintu-pintu tersebut adalah : 

1. Pintu untuk para Nabi, Rasul, syuhada, dan dermawan. 
2. Pintu bagi orang-orang yang mendirikan sholat  dengan menyempurnakan syarat rukunnya
    dan wudhunya.
3. Pintu buat orang-orang yang mengeluarkan zakat dengan kebersihan jiwa. 
4. Pintu untuk orang-orang yang memerintah kebaikan dan melarang kemungkaran. 
5. Pintu orang-orang yang mencegah hawa nafsu dan kesyahwatan.
6. Pintu buat orang-orang yang menunaikan ibadah Haji dan umrah. 
7. Pintu bagi para ahli Jihad (berjuang menegakkan agama Allah)
8. Pintu bagi orang-orang yang bertakwa, berbakti kepada orangtua, dan menyambung tali persaudaraan. 

Semoga kita termasuk salah satu penghuni tingkatan surga tersebut. Insya Allah. Amin Ya Robalalamin.....
1
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
20:41

Thursday, 19 March 2015

KISAH KHUSNUL KHOTIMAH


SURGA BAGI SI PEMBUNUH 100 JIWA

Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim rahimahullah meriwayatkan dari Abu Sa’id Al-Khudry, Sa’id bin Malik bin Sinan radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

كَانَ فِيمَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ رَجُلٌ قَتَلَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا فَسَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَاهِبٍ فَأَتَاهُ فَقَالَ إِنَّهُ قَتَلَ تِسْعَةً وَتِسْعِينَ نَفْسًا فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ؟ فَقَالَ: لاَ. فَقَتَلَهُ فَكَمَّلَ بِهِ مِائَةً ثُمَّ سَأَلَ عَنْ أَعْلَمِ أَهْلِ الْأَرْضِ فَدُلَّ عَلَى رَجُلٍ عَالِمٍ فَقَالَ إِنَّهُ قَتَلَ مِائَةَ نَفْسٍ فَهَلْ لَهُ مِنْ تَوْبَةٍ؟ فَقَالَ: نَعَمْ، وَمَنْ يَحُولُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ التَّوْبَةِ، انْطَلِقْ إِلَى أَرْضِ كَذَا وَكَذَا فَإِنَّ بِهَا أُنَاسًا يَعْبُدُونَ اللهَ فَاعْبُدِ اللهَ مَعَهُمْ وَلاَ تَرْجِعْ إِلَى أَرْضِكَ فَإِنَّهَا أَرْضُ سَوْءٍ. فَانْطَلَقَ حَتَّى إِذَا نَصَفَ الطَّرِيقَ أَتَاهُ الْمَوْتُ فَاخْتَصَمَتْ فِيهِ مَلاَئِكَةُ الرَّحْمَةِ وَمَلاَئِكَةُ الْعَذَابِ فَقَالَتْ مَلاَئِكَةُ الرَّحْمَةِ: جَاءَ تَائِبًا مُقْبِلاً بِقَلْبِهِ إِلَى اللهِ. وَقَالَتْ مَلاَئِكَةُ الْعَذَابِ: إِنَّهُ لَمْ يَعْمَلْ خَيْرًا قَطُّ. فَأَتَاهُمْ مَلَكٌ فِي صُورَةِ آدَمِيٍّ فَجَعَلُوهُ بَيْنَهُمْ فَقَالَ: قِيسُوا مَا بَيْنَ الْأَرْضَيْنِ فَإِلَى أَيَّتِهِمَا كَانَ أَدْنَى فَهُوَ لَهُ. فَقَاسُوهُ فَوَجَدُوهُ أَدْنَى إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي أَرَادَ فَقَبَضَتْهُ مَلاَئِكَةُ الرَّحْمَة قَالَ قَتَادَة فَقَالَ الْحَسَنُ: ذُكِرَ لَنَا أَنَّهُ لَمَّا أَتَاهُ الْمَوْتُ نَأَى بِصَدْرِهِ

Alkisah, pada zaman dahulu di suatu tempat hiduplah seorang pemuda yang sangat jahat, temperamental dan kejam. Dia sudah membunuh 99 orang tanpa ampun.

Suatu ketika Allah SWT memberikan pintu hidayah kepadanya. Terbersit dalam hatinya untuk bertobat. Tapi dia masih ragu, apakah perbuatannya selama ini yang di lumuri banyak dosa, baik dosa besar maupun dosa kecil, masih di terima tobatnya oleh Allah SWT. Kemudian ia berniat mencari orang alim (ulama) untuk menanyakan tentang tobatnya, masih di terima apa tidak?.

Setelah beberapa lama mencari, akhirnya ia bertemu dengan seorang ulama kemudian langsung bertanya :

"Wahai ulama, saya ini telah banyak berbuat maksiat, tak terhitung lagi perbuatan maksiat saya, dan yang paling parah adalah saya telah membunuh 99 orang, sekarang saya sadar dan mau bertobat, tapi saya ragu, apakah tobat saya di terima atau tidak? bagaimana menurutmu?" tanya pemuda itu.

Ternyata ahli ibadah itu hanyalah ahli ibadah, tidak mempunyai ilmu. Ulama tersebut menganggap besar urusan itu sehingga mengatakan: “Tidak ada taubat bagimu.” Laki-laki pembunuh itu marah lantas membunuh ahli ibadah tersebut. Lengkaplah korbannya menjadi 100 jiwa.

Tanpa putus asa, pemuda itu terus mencari ulama lagi. Kemudian bertemulah pemuda itu dengan seorang ulama dan langsung bertanya.

"Wahai ulama, saya ini telah banyak berbuat maksiat, tak terhitung lagi perbuatan maksiat saya, dan yang paling parah adalah saya telah membunuh 100 orang, sekarang saya sadar dan mau bertobat, tapi saya ragu, apakah tobat saya diterima atau tidak?" tanya pemuda itu

"Allah itu maha pengampun, seberat-beratnya dosa hambanya, pasti Allah akan mengampuninya, asalkan dia bertobat dengan sungguh-sungguh. Tobatmu pasti diterima oleh Allah karena kau sungguh-sungguh mau bertobat"  jawab ulama

"Lalu apa yang pertama harus saya lakukan?" tanya pemuda itu lagi.

"Pergilah, tinggalkan negerimu menuju negeri lain yang di sana ada orang-orang yang beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan jangan pulang ke kampungmu, karena negerimu adalah negeri yang buruk.” Sang Ulama menjawab pertanyaan pemuda itu lagi.

Akhirnya, lelaki itu pun pergi berhijrah. Dia berangkat meninggalkan kampung halamannya yang buruk dalam keadaan sudah bertaubat serta menyesali perbuatan dan dosa-dosanya. Dia pergi dengan satu tekad meninggalkan dosa yang dia lakukan, memperbaiki diri, mengisi hari esok dengan amalan yang shalih sebagai ganti kezaliman dan kemaksiatan yang selama ini di geluti.

Maka dia pun berangkat. Akhirnya, ketika tiba di tengah perjalanan datanglah kematian menjemputnya, (lalu dia pun mati). Maka berselisihlah malaikat rahmat dan malaikat azab tentang dia.

Malaikat rahmat mengatakan : “Dia sudah datang dalam keadaan bertaubat, menghadap kepada Allah dengan sepenuh hatinya.”

Sementara malaikat azab berkata : “Sesungguhnya dia belum pernah mengerjakan satu amalan kebaikan sama sekali.”

Datanglah seorang malaikat dalam wujud seorang manusia, lalu mereka jadikan dia (sebagai hakim pemutus) di antara mereka berdua. Maka kata malaikat itu: “Ukurlah jarak antara (dia dengan) kedua negeri tersebut. Maka ke arah negeri mana yang lebih dekat, maka dialah yang berhak membawanya.”

Lalu keduanya mengukurnya, dan ternyata mereka dapatkan bahwa orang itu lebih dekat kepada negeri yang di inginkannya. Maka malaikat rahmat pun segera membawanya.

Kata perawi : Kata Qatadah : Al-Hasan mengatakan : “Di sebutkan kepada kami, bahwa ketika kematian datang menjemputnya, dia busungkan dadanya (ke arah negeri tujuan).”

Takdir dan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala juga yang berlaku. Itulah rahasia dari sekian rahasia Allah Yang Maha Bijaksana. Tidak mungkin di tanya mengapa Dia berbuat begini atau begitu. Tetapi makhluk-Nya lah yang akan di tanya, mengapa mereka berbuat begini dan begitu. Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha melakukan apa saja yang Dia inginkan.

Semua yang ada di alam semesta, baik yang terlihat maupun tidak terlihat adalah milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, ciptaan-Nya dan di bawah pengawasan serta pengaturan-Nya. Dia Yang menentukan setiap perbuatan seorang hamba, 50.000 tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Dia yang memberikan perangkat kepada seorang hamba untuk melakukan sesuatu. Dia pula yang memberi taufiq kepada hamba tersebut ke arah apa yang telah di takdirkan-Nya.
0
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
05:29

Tuesday, 17 March 2015

KISAH BIDADARI TERCANTIK DI SURGA

KISAH AINUL MARDHIAH (BIDADARI TERCANTIK DI SURGA)


Di ceritakan pada masa Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam...

Ainul Mardhiah adalah seorang bidadari yang paling cantik di surga yang Allah ciptakan untuk sesiapa yang mati syahid berjuang di jalan Allah. Secara bahasa Ainul Mardhiah berarti mata yang di ridhai. Atau setiap pandangan yang melihatnya pasti akan menemukan keridhaan di hati.

Kisah Ainul Mardhiah di ceriterakan dalam Hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam di riwayatkan Imam At-Tirmidzi :

Ketika pagi hari di bulan Ramadhan, Nabi sedang memberikan targhib (semangat untuk berjihad) kepada pasukan Islam. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, "Sesungguhnya orang yang mati syahid karena berjihad di jalan Alloh, maka Alloh akan menganugerahkannya Ainul Mardhiah, bidadari paling cantik di surga". Salah satu sahabat yang masih muda yang mendengar cerita itu menjadi penasaran. Namun, karena malu kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan sahabat-sahabat lain, sahabat ini tidak jadi mencari tahu lebih dalam mengenai Ainul Mardhiah.

Waktu Zuhur sebentar lagi, sesuai sunah Rasul, para sahabat dipersilakan untuk tidur sejenak sebelum pergi berperang. Bersama kafilah perangnya pun sahabat yang satu ini tidur terlelap dan sampai bermimpi.

Di dalam mimpinya dia berada di tempat yang sangat indah yang belum pernah ia kunjungi sebelumnya. Dia pun bertemu dengan seorang wanita yang sangat cantik yang belum pernah ia lihat sebelumnya.

Ia pun bertanya kepada wanita tersebut, "Di manakah ini?".

"Inilah surga.", jawab wanita itu.

Kemudian sahabat ini bertanya lagi, "Apakah Anda Ainul Mardhiah?".

"Bukan, saya bukan Ainul Mardhiah. Kalau Anda ingin bertemu dengan Ainul Mardhiah, dia sedang berada di bawah pohon yang rindang itu."

Didapatinya oleh sahabat itu seorang wanita yang kecantikannya berkali-kali lipat dari wanita pertama yang ia lihat.

"Apakah Anda Ainul Mardhiah?"

"Bukan saya ini penjaganya. Kalau Anda ingin bertemunya di sanalah singgasananya."

Lalu sahabat ini pun pergi ke singgasana tersebut dan sampailah ke suatu mahligai. Didapatinya seorang wanita yang kecantikannya berlipat-lipat dari wanita sebelumnya yang sedang mengelap-ngelap perhiasan. Sahabat ini pun memberanikan diri untuk bertanya.

"Apakah Anda Ainul Mardhiah?"

"Bukan, saya bukan Ainul Mardhiah. Saya penjaganya di mahligai ini. Jika Anda ingin menemuinya, temuilah ia di mahligai itu."

Pemuda itu pun beranjak dan sampailah ke mahligai yang ditunjukkan. Didapatinya seorang wanita yang kecantikannya berlipat-lipat dari wanita sebelumnya dan sangat pemalu. Pemuda itu pun bertanya.

"Apakah Anda Ainul Mardhiah?"

"Ya, benar saya Ainul Mardhiah"

Pemuda itu pun mendekat, tetapi Ainul Mardhiah menghindar dan berkata, "Anda bukan seorang yang mati syahid."

Seketika itu juga pemuda itu terbangun dari mimpinya. Dia pun menceritakan ceritanya ini kepada seorang sahabat kepercayaannya yang dimohonkan untuk merahasiakannya sampai ia mati syahid.

Komando jihad pun menggelora. Sahabat ini pun dengan semangatnya berjihad untuk dapat bertemu dengan Ainul Mardhiah. Ia pun akhirnya mati syahid.

Di petang hari ketika buka puasa, sahabat kepercayaan ini menceritakan mimpi sahabat yang mati syahid ini kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun membenarkan mimpi sahabat muda ini dan Nabi bersabda, "Sekarang ia bahagia bersama Ainul Mardhiah".
1
Komentar
f
Share
t
Tweet
g+
Share
?
Unknown
19:16
Newer Posts Home
Subscribe to: Posts (Atom)
Find Us :

Search This Blog

Translate

Labels

  • ADAB DAN AKHLAK
  • AMALAN MENUJU SURGA
  • KEUTAMAAN SHALAT
  • KISAH
  • MOTIVASI
  • NERAKA
  • PENGETAHUAN FIQIH
  • SEDEKAH
  • SURGA
  • VIDEO MOTIVASI

Popular Posts

  • NAMA,TINGKATAN, PENGHUNI SURGA
    Surga ( Jannah ) adalah suatu tempat di alam akhirat yang penuh dengan segala macam kenikmatan dan kesenangan. Allah subhanahu w...
  • NAMA, TINGKATAN, PENGHUNI NERAKA
    Neraka adalah seburuk-buruknya tempat kembali bagi manusia dan jin yang mengkufuri-Nya, mengingkari perintah-perintah-Nya, dan mendust...
  • Ssst...!!! JANGAN NGOBROL DI DALAM MASJID !! INI HUKUMNYA...
    Seperti yang kita ketahui bersama, Masjid adalah tempat beribadah kaum muslimin dan muslimah, baik tua, muda maupun anak-anak. Tempat ba...
  • SURGA, JANJI ALLAH BAGI WANITA (ISTRI) SHALEHAH
    Wanita Shalehah adalah dambaan setiap wanita muslim di muka bumi ini. Juga dambaan bagi calon pendamping/pendamping hidup suaminya. Wala...
  • KISAH BIDADARI TERCANTIK DI SURGA
    KISAH AINUL MARDHIAH (BIDADARI TERCANTIK DI SURGA) Di ceritakan pada masa Nabi Muhammad  shallallahu ‘alaihi wa sallam ... ...
  • STOP! JANGAN CABUT RAMBUT UBAN ANDA, INI HUKUMNYA...
    Rambut uban... Memang sering membuat kita risih, malu atau bahkan mungkin membuat sedikit merasa gatal di kepala. Apalagi kalau tumbuh d...
  • JANGAN PERNAH BELI TIKET INI... (NERAKA)
    Na'udzubillahi min dzalik... (Semoga Allah subhanahu wa ta'ala melindungi kita dari hal tersebut). Jangan pernah beli tiket...
  • SUNGGUH PEDIH SIKSA BAGI MUSLIMAH YANG TIDAK BERJILBAB
    Sesungguhnya sudah banyak hadits-hadits Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam mengabarkan perihal azab pedihnya muslimah yang ...
  • MAKAN dan MINUM SETELAH KITA WUDHU... BATALKAH?
    Wudhu merupakan syarat sahnya suatu shalat, baik shalat fardhu maupun shalat sunah. Fungsi wudhu hanya untuk menghilangkan hadas kecil,...
  • GAMBARAN KENIKMATAN DI DALAM SURGA
    Sesungguhnya manusia tidak ada yang bisa menggambarkan kenikmatan di dalam surga secara tepat, hanya bisa membayangkan saja nikmat kehid...

Blog Archive

  • ▼  2015 (50)
    • ►  June (2)
    • ►  May (18)
    • ►  April (21)
    • ▼  March (9)
      • SUDAHKAH ANDA BERJILBAB, WAHAI PARA MUSLIMAH ?
      • KISAH SEORANG PELACUR MASUK SURGA
      • KEUTAMAAN SHALAT SUBUH
      • AMALAN JAMINAN PENGHUNI SURGA
      • INGIN MASUK SURGA?
      • ISTANA DI SURGA
      • NAMA,TINGKATAN, PENGHUNI SURGA
      • KISAH KHUSNUL KHOTIMAH
      • KISAH BIDADARI TERCANTIK DI SURGA
Copyright 2015 KISAH ISLAM - All Rights Reserved
Design by Mas Sugeng - Published by Evo Templates