Kelak di hari kiamat Allah Ta'ala akan menimpakan siksa yang sangat pedih kepada mereka, di antaranya adalah Musbil.
Dari Abu Dzar radhiallahu 'anhu ia berkata, bahwa Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
عن أبي ذرّ عن النّبيّ قال : ثلاثة لا يكلّمهم الله يوم القيامة لا ينظر إليهم ولا يزكّيهم و لهم عذاب أليم؛ قال فقرأها رسول الله ثلاث مرارا، قال أبو ذرّ : خابو وخسروا من هم يا رسول الله؟ قال : المسبل والمنّان والمنفق سلعته بالحلف الكاذب
"Ada tiga golongan yang tidak di ajak bicara oleh Allah kelak di hari kiamat, tidak di perhatikan dan mereka akan mendapat siksa yang sangat pedih." Ia berkata: "Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam mengucapkannya sebanyak tiga kali." Abu Dzar bertanya: "Sungguh sangat jelek dan merugi mereka itu. Siapa mereka itu wahai Rasullullah?" Beliau menjawab: "Musbil, orang yang gemar mengungkit kebaikan yang telah ia berikan dan seorang yang menjual dagangannya dan bersumpah dengan sumpah palsu." (HR. Muslim, no 106).
Musbil berarti orang yang menjulurkan pakaian atau celananya di bawah mata kaki. Musbil juga merupakan sebutan bagi orang yang melakukan Isbal. Isbal artinya menggunakan pakaian yang menutupi mata kaki, baik dalam bentuk sarung, celana maupun jubah (Ash-Shahihah no. 2057).
Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu, ia menuturkan, bahwasanya Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
مَا أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ مِنَ الْإِزَارِ فَفِي النَّارِ
"Kain yang berada di bawah mata kaki itu tempatnya adalah neraka." (HR. Musim no. 5787)
Kedua hadits di atas dengan jelas dan tegas menerangkan perihal musbil dan isbal. Hukum Isbal adalah haram. Orang yang melakukannya (Musbil) telah di peringatkan oleh Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan ancaman yang keras yaitu neraka. Karena perbuatan tersebut termasuk dosa besar.
Cara berpakaian yang celananya di atas mata kaki merupakan teladan Junjungan kita, Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam karena dalam kesehariannya Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam memakainya, seperti yang terkandung dalam sebuah hadits Beliau,
Dari Hudzaifah bin Al Yaman, ia berkata "Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah memegang salah satu atau kedua betisnya." Lalu Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :
هَذَا مَوْضِعُ الإِزَارِ فَإِنْ أَبِيْتَ فَأَسْفَلَ فَإِنْ أَبِيْتَ فَلاَ حَقَّ لِلإِْزَارِ فِي الْكَعْبَيْنِ
"Di sinilah letak ujung kain. Kalau engkau tidak suka, bisa lebih rendah lagi. Kalau tidak suka juga, boleh lebih rendah lagi, akan tetapi tidak di benarkan kain tersebut menutupi mata kaki." (HR. Tirmidzi, Syaikh Al Albani berkata bahwa hadits ini shahih)
Maka sebagai seorang muslimin kita wajib mencintai Rasullullah shallallahu 'alaihi wa sallam dengan mentaati dan membenarkan berita yang Beliau bawa (Sami'na wa atha'na). Salah satunya dengan memakai pakaian sebatas kedua mata kaki, mengharap pahala Allah Ta'ala dan takut pada Siksa-Nya. Juga dengan meneladani Rassullullah shallallahu 'alaihi wa sallam sebagai teladan yang terbaik bagi kita orang mukmin. Sebagaimana yang termaktub dalam sebuah Firman Allah Ta'ala :
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ الَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو الَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ الَّهَ كَثِيرًا
"Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasullullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah." (QS. Al-Ahzab ayat 21).